Awalnya saya seperti terdampar di
sebuah planet dari galaksi far-far away yang jaraknya ribuan tahun cahaya dari bumi. Sangat keras dan hukum
rimba yang berlaku. Penghuninya berbicara dengan bahasa yang tidak saya
mengerti. Disana terdapat hierarki dan saat pertama disana saya berada di
rantai makanan terbawah.
Hingga saya sadari bahwa “Dia” yang
membawa saya ketempat ini tidak berhenti begitu saja. Membimbing saya dengan
berbagai pertolongannya. Hingga akhirnya perlahan-lahan saya bisa berada dirantai
makanan atas saat saya menjadi orang kepercayaan orang nomor satu di planet
tersebut. Amazing planet. Dan planet tersebut bernama BUI.
Mimpi,
rasanya seperti mimpi. Nama saya Sigit Priambodo. Saya adalah seorang pria
singel bergelar Sarjana Hukum dari salah satu Universitas Negeri di Purwokerto,
Unsoed. Saya adalah seorang blogger dan internet marketing. Tak pernah
terbayangkan sebelumnya bahwa saya akan masuk penjara. Diburu polisi, menjadi
pesakitan di kursi persidangan kemudian menjalani hari-hari tak terlupakan di
balik jeruji besi yang akan mengubah hidup saya untuk selama-lamanya.
Kamis,
28 Agustus 2014 adalah hari yang tidak akanpernah saya lupakan. Karena mulai
hari itu hidup saya akan berubah. Membuat hari-hari saya tidak akan pernah sama
lagi dengan sebelumnya. Pada hari itu, Kamis sore saya digrebeg oleh Polisi dari
Polrestabes Bandung yang bekerja sama dengan Polsek Kutoarjo. Mereka adalah
Timsus yang dibentuk oleh Polrestabes Bandung sesuai instruksi Walikota Bandung
Pak Ridwal Kamil. Tugas mereka adalah menangkap seluruh pihak-pihak yang
terlibat dari tersebarnya sebuah Foto Porno di Internet dengan Judul PNS
Bandung Mesum.
Sad
but true. Saya ditangkap di rumah saya di Purworejo, Kec Kutoarjo karena
sebagai pelaku yang ikut menyebarkan Foto PNS Bandung tersebut melalu website
saya, Melissaonline.com. Saya seorang internet marketing, jual beli online, membuat website, tentu web normal untuk mendapatkan uang dari Google Adsense. Ratusan dollar perbulan dari google adsense saya hasilkan perbulan. Namun ketika ilmu pengetahuan tanpa didasari keimanan memang
rentan disalahgunakan. Tanpa tau arah dan tujuan hidup saya akhirnya terjerumus di lembah hitam. Saat berada dipuncak saya mulai tamak dan rakus, ikut ikutan teman saya mulai terjun dan mengelola blog porno. Sungguh sangat memalukan memang apa yang saya lakukan
selama ini. Hal ini akhirnya membuat saya harus berurusan dengan hukum.
Skandal
Foto tersebut memang heboh dan membuat gaduh masyarakat Bandung khususnya dan masyarakat
Indonesia umumnya. Menghiasi media cetak, media online maupun televisi. Pelaku
yang belakangan diketahui bernama Rinada. Dia merupakan seorang artis dan
penyanyi Bandung yang juga mantan istri Andika Peterpan dulu.
Saya
benar-benar tidak menyangka, berawal dari keisengan dan hanya copy paste
foto-foto vulgar seperti itu dari sebuah forum dewasa justru membuat saya menjadi satu-satunya orang yang
harus merasakan dinginnya jeruji besi. Para pelaku utama maupun penyebar foto
tersebut lainnya tidak ada yang ditangkap dan diproses. Saya menjadi tumbal
dari kasus tersebut, bahasa Sundanya Ketiban buntut maung. Namun saya sadar
bahwa saya memang sangat pantas menerimanya. Itu merupakan teguran dari Allah
SWT.
Menjadi
Tahanan di Polrestabes Bandung
Setelah
penangkapan saya langsung dibawa ke Bandung, Jawa Barat. Itu adalah pertama kalinya saya menginjakan kaki di Bandung. Saya langsung disambut
media untuk konferensi pers bersama Polisi. Saya masih seperti mimpi. Sedih,
takut, dan malu semalu-malunya. Apakah saya mampu menghadapi cobaan ini. Seorang
diri ditempat yang keras seperti ini. Saya sendiri belum pernah pergi ke Bandung.
Saya
masih beruntung. Polisi yang menangkap saya masih berbaik hati. Saya tidak
mendapat kekerasan fisik sedikitpun karena saya memang kooperatif. Kemudian
saya didampingi oleh pengacara dari Posbakum yang diketuai oleh Pak Yoppi.
Setelah
di BAP saya kemudian dimasukin ke sel. Sejak langkah pertama masuk sel tahanan
serasa masuk ke dunia lain. Seperti domba masuk ke kandang macan. Seperti anak kucing yang ketakutan. Ngeri banget
rasanya. Tahanan lain menatap saya serasa akan memangsa saya. Beberapa
diantaranya menghampiri saya. Melucuti pakaian saya hingga tersisa celana kolor
dan kaos. Saya dimasukin ke sel nomor 1.Total ada 8 kamar, 1 kamar mandi dan
aula olahraga.
Sel
no. 1 merupakan kamar untuk tahanan baru. Saat pertama masuk kamar tersebut ada dua orang
lainnya dengan kasus curanmor. Penghuninya sendiri secara keseluruhan biasanya mencapai 50 orang
terdiri dari pria dan wanita yang dipisahkan bloknya. Disana dipimpin oleh
seorang RT yang dibantu dengan sayap-sayapnya (anak buah/ kaki tangan). Biasanya penjahat terkuat, residivis dan
yang sudah punya nama di bui. Saat itu RT-nya bernama Kang Heri dengan sayap-sayap
Kang Deden, Kang Amor dan Iman.
Belum
sehari saya di sel, kaki tangan RT sudah langsung mengintimidasi saya. Kalau
mau aman disini harus bayar uang kondisian. Sudah menjadi tradisi rupanya tiap
tahanan baru akan dimintai sejumlah uang kalau tidak akan digulung alias disiksa ramai-ramai.
Beberapa
hari kemudian orang tua saya datang menjenguk saya. Nangis sejadi-jadinya saat
saya bertemu mereka. Untung kedua orang tua saya masih mendukung saya,
menganggap ini hanya sebagi cobaan dari Allah SWT.
Tiga
Setengah Bulan di Tahanan Bandung
Saya
mulai berbaur dengan para penghuni sel lainnya. Saya merupakan orang Jawa
satu-satunya, kebanyakan merupakan orang Sunda. Saya harus pandai beradaptasi
dengan kerasnya kehidupan di bui. Saya melihat banyak kekerasan dan penyiksaan
khas bui. Tahanan paling hina adalah pemerkosa. Mereka akan disiksa
habis-habisan, dipukuli, disuruh onani pakai cabai dan balsem. Konon jaman dahulu tahanan
berlatar belakang Polisi, Satpam dan orang China juga bakal habis digulung
ramai-ramai. Tapi kini di sel khusus.
Saya
orang Jawa dengan segala keluguan, keculunan dan unggah-ungguhnya kadang
bertanya-tanya apakah orang Sunda suka sama orang Jawa. Karena mereka para
penjahat tapi sangat welcome dan baik kepada saya. Alhamdulillah saya juga sama
sekali tidak mendapat kekerasan fisik oleh sesama tahanan. Si Jawa cs aing.
Begitu meraka memanggil saya. Ada dua orang yang menjadi sahabat saya disana
yaitu sayap RT kang Deden dan Ryan. Ryan sendiri ditahan karena membakar
hidup-hidup temannya hingga tewas. Menurut pengakuannya, dia mau disodomi sama teman
cowoknya tersebut sehingga dia kalap hingga untuk membela diri dia tak sengaja membunuhnya. Dia merupakan mahasiswa Itenas. Mungkin
karena kami sama-sama mahasiswa sehingga nyambung ngobrol. Meski tahanan lain
mewant-wantii saya jangan gaul sama Ryan kerana dia seorang Gay dan Psikopat. (Endingnya Ryan divonis 12 tahun).. :(
Ditahanan
saya tahu bahwa uang adalah raja. Saya tahu banyak pungutan-pungutan liar yang
dilakukan RT seperti kondisian bukan hanya untuk diri sendiri namun untuk
keamanan dan kenyamanan semua penghuni tahanan Polrestabes Bandung. Tiap hari
ada jatprem ke Polisi yang jaga dengan besaran ratusan ribu rupiah per hari agar
kita diberi kebebasan. Sel akan dibuka, ada air panas, alat komunikasi seperti
HP juga tidak dirazia dan penjual makanan dari luar juga boleh masuk. Meski kita
juga sudah dijatah nasi bungkus bui yang sering disebut Nasi Cadong 3 kali
sehari. Di Polres saya termasuk yang paling lama karena hampir 4 bulan saya
disana disebabkan berkas perkara saya tidak kunjung naik ke Kejaksaan Negeri
Bandung.
Akhirnya
Saya Masuk Rutan Kelas 1 Bandung
Setelah
menunggu tanpa kejelasan akhirnya berkas perkara saya lengkap sehingga saya
dilimpahkan ke Kejaksaan. Kini saya menjadi tahanan kejaksaan sehingga
saya dititipkan ke Rumah Tahanan Klas 1 Bandung atau sering disebut Rutan
Kebonwaru.
Sebelum
dilimpah ke Kebonwaru saya mendapat cerita-cerita seram seputar Penjara
Kebonwaru. Seluruh tahanan baru dari seluruh Jawa Barat yang masuk Kebonwaru akan masuk sel Karantina dulu sebelum mendapat kamar. Saya disarankan jangan masuk sel karantika dulu karena akan menderita tapi
langsung naik ke blok lewat jalan tol dengan membayar sejumlah uang tertentu, diatas satu juta pastinya kepada sipir penjara. Saya pun mengikuti saran
tersebut dan pada tanggal 9 Desember
2014 finaly saya berlabuh di Rutan Kebonwaru dan langsung naik kamar blok E.1.
Rutan
Kebonwaru dibagi jadi beberapa blok, dengan dua blog bangunan utama
masing-masing tingkat 3. Blok A merupakan blok baru yang diisi khusus tahanan
baru, Blok D khusus untuk kamar tamping (Tahanan Pendamping) atau korve yaitu
WBP (Warga Binaan Penjara) yang menjadi pekerja serta WBP Tipikor, Blok E
khusus Tahanan atau Napi Reskrim dan terakhri Blok F khusus kasus narkoba.
Dipenjara
sendiri punya kasta-kasta. Kasta terbawah merupakan napi kasus pemerkosaan dan
sodomi, kasta kedua para napi reskrim maupun narkoba yang biasa-biasa saja, tidak punya power, baru masuk bui pertama kali, biasanya mereka akan jadi domba yang terus diperas, diatasnya lagi ada para residivis, kemudian
para jagger yaitu penjahat yang sudah punya nama, biasanya jadi RT kamar, korve yaitu napi yang
dikaryakan dan terkakhir napi-napi berduit seperti Tipikor.
Dua
bulan saya berada di kamar E.1 dengan Kepala Kamar Mang Akew. Saya bagaikan
domba yang terus-terusan diperas. Di kebonwaru ada iuran mingguan untuk
keamanan dan kenyamanan yang disetor ke sipir dan sisanya buat foya-foya kepala
kamar dan sayapnya seperti untuk mabuk-mabukan dan memakai sabu-sabu. Saya juga terheran-heran sepertinya narkoba
merupakan barang yang tidak sulit didapat di bui. Semoga kini lebih ketat pak sipir dan KPR, waktu itu ada bapak-bapak satu kamar yang ikutan ngisap sabu. Bahaya banget dah.
Ada gaulan yaitu dua bungkus rokok sehari agar sel dibuka dari pagi dan sore kecuali kamar korve yang dibuka paling pagi dan dikunci paling terakhir. Kemudian ada yang namanya pasaran yaitu para sipir memasukan makanan maupun minuman ke tiap kamar dan kita mau tidak mau harus membelinya dengan harga yang sangat mahal jika dibanding diluar bui. Ada bakso, nasi kuning, nasi ayam, es kelapa dan lain-lain. Biasanya kita satu kamar membeli bergiliran.
Ada gaulan yaitu dua bungkus rokok sehari agar sel dibuka dari pagi dan sore kecuali kamar korve yang dibuka paling pagi dan dikunci paling terakhir. Kemudian ada yang namanya pasaran yaitu para sipir memasukan makanan maupun minuman ke tiap kamar dan kita mau tidak mau harus membelinya dengan harga yang sangat mahal jika dibanding diluar bui. Ada bakso, nasi kuning, nasi ayam, es kelapa dan lain-lain. Biasanya kita satu kamar membeli bergiliran.
Di
blok E membuat saya frustasi dan tertekan. Tiap minggu harus minta tranfer uang
ke orang tua untuk membayar mingguan sebesar 150 ribu.
Pindah
ke Korve Masjid
Setelah
mengalami hari-hari yang sulit di Blok E.1 pada tanggal 12 Februari 2015
Alhamdulillah saya diangkat jadi Korve Masjid. Setelah dites selama satu minggu
akhirnya saya diterima dan bertugas di depan komputer seperti mengerjakan
laporan bulanan. Sejak saya menjadi korve masjid semuanya berubah. Saya banyak
mendapat banyak pengalaman spiritual disana. D.29, kamar korve masjid
sepertinya kamar paling nyaman nan tentram di Rutan Bandung.
Selama
menjadi korve masjid saya mendalami ilmu agama Islam. Saya sekamar dengan para
Ustad mulai dari Indramayu sampai Garut. Mereka punya latar belakang kasus
berbeda-beda mulai dari pembunuh, pemerkosa, koruptor, penipu sampai pecandu
narkoba. Kami seperti satu keluarga, saling berbagi saling memberi. Teman
sepenanggungan, teman seperjuangan dengan tujuan utama memakmurkan Masjid Al
Hidayah, Pondok Pesantren Daarut Taubah. Di penjara Masjid merupakan tempat
ternyaman. hhe
Selama
jadi korve masjid saya mendapat banyak pengalaman spiritual dan merasa sangat
dekat dengan Sang Pencipta. Saya bertobat nasuha dan membuat banyak janji-janji
pada diri sendiri bahwa setelah keluar bui saya akan menjadi pria yang lebih
kuat. Di masjid saya sering melihat pria-pria kuat, penuh tatto, bercodet bekas berkelahi yang berdoa sambil menangis
bukan hanya untuk diri-sendiri tapi untuk orang-orang yang mereka tinggalkan.
Ada
sentilan lucu dari tahanan lain saat saya jadi korve masjid yaitu korve masjid buka
jasa tahlilan. Mulai dari paket hemat sampai paket lengkap. Memang banyak tahanan/WBP
seperti tahanan tipikor yang biasanya order/ titip doa atau yasinan agar diberi kemudahan saat
menjalani sidang dan divonis ringan. Hampir tiap hari kalau dikamar kami korve masjid selalu
yasinan. Habis sholat magrib. Kalau yang order hanya memberi kopi sama rokok berarti paket hemat dan cepat, biasanya cuma baca surat Yasin, tapi kalo ditambah nasi bungkus atau nasi padang berarti paket lengkap ada
Yasinan, tahlilan plus doa.. hehehe
Vonis
2 Tahun Penjara Subsider 3 Bulan Kurungan atau Denda 10 Juta Rupiah
Proses
kasus saya terus berjalan. Setelah proses persidangan yang panjang, akhirnya
sampai sidang putusan dan saya di vonis bersalah melangar Pasal 27 Ayat 1 UU
ITE. Putusan Majelis Hakim ini sesuai dengan Tuntutan dari Jaksa Penuntut Umum.
Pada awalnya saya diancap dengan tiga pasal yaitu UU Pornografi, UU ITE dan
Pasal Pencemaran nama baik. Saya menerima putusan tersebut, saya sangat merasa
bersalah sehingga hukuman tersebut sangat pantas saya dapatkan.
Seorang
teman berkata: Di Indonesia maling sendal akan sengsara di penjara, sementara
maling gunung emas akan jadi Anggota Dewan yang dihormati. Hukum di Indonesia
memang tumpul keatas namun tajam kebawah. Selama dipenjara saya melihat,
mendengar maupun merasakan sendiri betapa bobroknya penegakan hukum di
Indonesia. Masih banyak oknum-oknum penegak hukum yang bermental korup dan bahkan
lebih jahat daripada penjahat sekalipun. Revolusi mental!!! Namun tentu lebih banyak penegak hukum yang jujur dan anti suap. Banyak
praktek permainan uang mulai dari penyidikan di kepolisian, kejaksaan, sidang
di pengadilan sampai akhirnya di Rumah Tahanan atau Lembaga Pemasyarakatan.
Mulai dari 86 di kepolisian agar kasus dihentikan, main uang dikejaksaan dan
hakim agar tuntutan dan vonis ringan, sampai membayar ke sipir agar mendapat
kemewahan di hotel prodeo.
Menjadi
Korve Kepala Rutan Bandung
Tanggal
6 April 2015 sebuah keajaiban menghampiri saya. Saya dipanggil ke ruang Kepala
Rutan dan ditawari untuk menjadi korve Pak Karutan yang saat itu dijabat oleh
Pak Mulyadi. Saya sangat terkejut dan tidak percaya. Saya pun menerimanya.
Tentu saja hal itu membuat heboh. Wah Si Jawa Koek Jadi Korve Karutan, begitu
kata teman-teman. Banyak yang bertanya-tanya bagaimana bisa saya bisa jadi
korve karutan karena disana memang sangat sulit untuk jadi korve pejabat rutan apalagi Karutan orang nomor satu di Rutan Bandung. Biasanya yang dapat jadi korve staff depan tahanan yang punya kenalan sipir. Saya nyemplong gara-gara membersihkan tai kucing
yang mencret di masjid. Memang itu salah satu tugas saya di korve masjid. Bersih-bersih masjid saban hari.
Mulai saat itu ada guyonan, Git gara-gara kamu sekarang kalo ada tai kucing di masjid jadi rebutan buat dibersihkan. Katanya sapa tau diangkat jadi korve pejabat atau dapat berkah apa gitu..hehehe. Memang ditempat seperti bui kita akan langsung mendapat balasan apa yang kita perbuat.
Betapa beruntungnya saya, tinggal dikamar paling nyaman dan kerja ditempat paling prestisius di penjara. Sejak saat itu cerita hidup saya di penjara berubah drastis karena kini saya menjadi ajudan orang nomor 1 di sini. Meski sampai sekarang saya masih belum tahu siapa yang merekomendasikan saya ke Pak Mulyadi. Pak Mulyadi sering dipanggil PM. Sangat disegani, keras bergaya militer. Jangankan saya, sipir aja takut kalo dipanggil keruangan Pak Kepala. Pokoknya seantero penjara takut sama Pak PM..hehe.. Denger namanya aja pada merinding..hehe.. Padahal aslinya orangnya baik, lucu.. Baik banget pokoknya sama korvenya.hehe. Kalo pemimpinnya ga tegas ntar anak buah pada nyantai banget kerjaannya..hehe.. Saya jadi ikut kena imbasnya, mulai saat itu boleh dibilang titik balik saya, awal masuk tahanan kelas bawah, kini jadi tahanan kelas paling atas di Rutan Bandung.. Tapi tetep ga boleh petentang petenteng.hhehe
Mulai saat itu ada guyonan, Git gara-gara kamu sekarang kalo ada tai kucing di masjid jadi rebutan buat dibersihkan. Katanya sapa tau diangkat jadi korve pejabat atau dapat berkah apa gitu..hehehe. Memang ditempat seperti bui kita akan langsung mendapat balasan apa yang kita perbuat.
Betapa beruntungnya saya, tinggal dikamar paling nyaman dan kerja ditempat paling prestisius di penjara. Sejak saat itu cerita hidup saya di penjara berubah drastis karena kini saya menjadi ajudan orang nomor 1 di sini. Meski sampai sekarang saya masih belum tahu siapa yang merekomendasikan saya ke Pak Mulyadi. Pak Mulyadi sering dipanggil PM. Sangat disegani, keras bergaya militer. Jangankan saya, sipir aja takut kalo dipanggil keruangan Pak Kepala. Pokoknya seantero penjara takut sama Pak PM..hehe.. Denger namanya aja pada merinding..hehe.. Padahal aslinya orangnya baik, lucu.. Baik banget pokoknya sama korvenya.hehe. Kalo pemimpinnya ga tegas ntar anak buah pada nyantai banget kerjaannya..hehe.. Saya jadi ikut kena imbasnya, mulai saat itu boleh dibilang titik balik saya, awal masuk tahanan kelas bawah, kini jadi tahanan kelas paling atas di Rutan Bandung.. Tapi tetep ga boleh petentang petenteng.hhehe
Sebagai
korve Karutan tentu banyak kemewahan yang saya dapat, banyak aturan bui yang tidak berlaku ke saya. Saya bisa keluar sel subuh dan pulang paling malam. Makan dan
minum pun terjamin. Belum lagi jatah rokok yang selalu banyak membuat saya
awalnya tidak merokok sampai sekarang menjadi perokok aktif. Kalo ke kantin pun
sering tidak bayar. Si mas ga usah bayar, begitu kata pengawai kantin. Sebagai tamping karutan saya jadi akrab sama semua Polsuspas Kebonwaru terutama sipir-sipir
cantik seperti Bu Cucu, Bu Tiche dan Bu Eneng..hehe
Pembasan
Bersyarat
Waktu
terus berlalu sampai tak terasa sudah hampir 500 hari saya dipenjara. Setelah
menjalani 2 per 3 hukuman ditambah subsider 3 bulan dan dipotong remisi umum,
khusus dan remisi dasawarsa pada tanggal 31 Desember 2015 saya bebas. Saya
keluar menjadi manusia baru dengan embel-embel Mantan Napi. Sepanjang perjalanan naik kereta api dari stasiun Kiaracondong - Stasiun Kutoarjo saya disambut kembang api tahun baru..hehe..
Meski sudah bebas namun
masa percobaan saya masih berlaku sampai 2017 nanti. Saya pun harus terus
melapor ke Bapas Purwokerto. Karena saya bukan bebas murni namun karena mengikuti Program PB.
Ucapan Terimakasih dan Permohonan Maaf
Banyak suka dan duka saya alami di penjara. Banyak pelajaran hidup yang mungkin tidak akan pernah saya temui di luar penjara. Happines Only Real when Shared. Saya bertemu banyak orang-orang luar biasa yang menjadi keluarga saya dibui yang membimbing, membantu maupun melindungi saya. Terimakasih untuk kalian semua.
Terimakasih saya ucapkan buat guru ngaji saya Pak Ustad Nurjaman, Pak Ustad Mahmudin, Yogi dan paketan Geng XTC-nya dan semua keluarga besar D.29. Serta semua teman-teman korve depan seperti Tama, Tomi, Budi Gendut, Wiwid, Abdul. Semoga suatu saat kita bisa berkumpul lagi ditempat yang lebih baik dan dengan keadaan yang lebih baik pula. Aamiin.
Terimakasih saya ucapkan buat guru ngaji saya Pak Ustad Nurjaman, Pak Ustad Mahmudin, Yogi dan paketan Geng XTC-nya dan semua keluarga besar D.29. Serta semua teman-teman korve depan seperti Tama, Tomi, Budi Gendut, Wiwid, Abdul. Semoga suatu saat kita bisa berkumpul lagi ditempat yang lebih baik dan dengan keadaan yang lebih baik pula. Aamiin.
Terima
kasih juga buat para petugas seperti Pak Slamet, Pak Deni, Pak Egi, Bu Yuli dan
Bu Cucu serta staf-staf lainnya yang selalu membimbing saya untuk menjadi
ajudan Pak PM yang baik. Meski saban hari kena damprat..hehe.. Terutama Bu Cucu yang selalu nyediain sarapan buat saya. I love you full.. :D
Terima kasih buat Pak Karutan yang sudah memberi kepercayaan besar kepada saya. Membuat hari-hari saya di penjara menjadi jauh lebih menyenangkan dari pada yang saya harapkan.
Terima kasih buat Pak Karutan yang sudah memberi kepercayaan besar kepada saya. Membuat hari-hari saya di penjara menjadi jauh lebih menyenangkan dari pada yang saya harapkan.
Tak
lupa saya ucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang masih mencintai saya
dengan cara menegur saya yang melenceng jauh dari kehidupan yang benar.
Kepada
seluruh keluarga saya, terutama kedua orang tua saya, saya ucapkan banyak
terima kasih karena masih terus mendukung saya. Saya teringat saat bapak ibu saya yang sudah tua mengunjungi saya di penjara. Jauh-jauh dari kampung halaman ke Kota Bandung dengan membawa banyak tentengan bekal untuk saya dan ketika ditanya orang saat perjalanan mau kemana, dijawab mau besuk anak
saya yang lagi pesantren. Membuat hati saya teriris-iris rasanya. Terimakasih
juga buat kakak dan adik saya yang terus memotivasi saya. Mas Nardi, Mbak Susi, Dede yang terus
menyemangati saya. Seluruh saudara-saudara saya yang mau menjenguk saya dan mendoakan saya.
Terima
kasih untuk para sahabatku Ardi, Garli, Nanang, Rizal dan Faizin yang mau
meluangkan waktu dan jauh-jauh ke Bandung untuk mengunjungi saya. Dan yang
terpenting dari semua ini adalah saya memohon maaf yang sebesar-besarnya kepada
seluruh pihak yang dirugikan oleh perbuatan saya. Keluarga saya dan seluruh
masayarakat desa saya yang harus menanggung malu. Mohon maaf pula kepada
seluruh masyarakat Kota Bandung. Dan yang paling utama saya mohon maaf kepada
korban saya, Rinada yang telah saya cemarkan nama baiknya karena keisengan saya.
Meski sungguh bukan saya yang menyebarkan foto tersebut pertama kali. Hatur Nuhun.
Video Youtube Aktifitas Saya di Penjara: :)
Video Youtube Aktifitas Saya di Penjara: :)
500 hari terbaik dalam
hidup saya................sejauh ini... :)
terimakasih sharingnya brader....
ReplyDelete@alanyurullah
Mantap ceritanya
ReplyDeleteKeren mau berbagi,
ReplyDeletecerita mas sekarang saya alamin. mudah2n pengalaman yang baik mas bisa sya rasakan.amin
ReplyDeleteMas, cerita dong seperti apa tanggapan para napi lama ketika mengetahui kasus yg menjerat mas.. Bagaimana tanggapan mereka.. Trus ssbelum kenal deden dll, apakah mereka serem, ngancam, atau gimana?
ReplyDeleteNice info
ReplyDeleteAssalamu'alaikum, Mas Sigit yang saya hormati.
ReplyDeletePerkenalkan saya Erlan, dari beberapa tulisan yg saya perhatikan, ternyata ada beberapa kisah hidup yg hampir sama yg pernah saya alami dg pengalaman Mas Sigit.
Kalau tidak keberatan mohon kiranya kita bisa sharing
Terima kasih
erlan.bachtiar@gmail.com
Terharu baca nya..
ReplyDeleteKeren bro. Semoga bisa jadi pelajaran juga buat kita yang membaca :)
ReplyDeleteNice share pak
ReplyDeleteTerharu saya bacanya..
ReplyDeleteLuarr biasa bung...salutee
ReplyDeleteTERIMAKASIH ATAS SHARINGNYA, semoga bisa bertemu untuk buat silaturahmi ya.
ReplyDeletePengalaman hidup yg penuh nilai mas
ReplyDeleteUdah lama ini, saya sampai baca 2x. Terimakasih sudah berbagi masbro
ReplyDeleterasanya jadi sedih banget bacanya ðŸ˜ðŸ˜ðŸ˜ðŸ˜ðŸ˜
ReplyDeletejadi terenyuh saya setelah membaca...., nggak pernah membayangkan seperti itu hiduo dibui...
ReplyDeleteTerimakasih pengalaman nya, saya jadi tahu betapa kerasnya kehidupan didalam nuk
ReplyDeleteYa Allah mas... Hal ini yng sedang saya Alami.. Semoga saya bisa Di kuatkan dengan artikel jenengan mas
ReplyDeleteSiapa yang naro bawang d sini ?? :(:(
ReplyDeleteBaru baca. Terima kasih bang atas banyak pelajarannya. Semoga urusan2 Abang selalu dimudahkan oleh Yang Maha Kuasa.
ReplyDeleteTerima kasih bang atas banyak pelajarannya. Semoga urusan2 Abang selalu dimudahkan oleh Yang Maha Kuasa.
ReplyDelete